Selamat Datang di Blog Saya, Semoga Bermanfaat dan Bisa Mendapat Banyak Informasi.Terima Kasih

Rabu, 15 Juni 2011

BEBERAPA BANGSA-BANGSA SAPI

 1. Sapi Madura
- tipe : Pedaging
- asal : Indonesia (P. Madura)
- ciri umum :
  • Jantan dan betina bewarna merah bata bercampur putih pada bagian pantat dan kaki, namun tidak ada batas jelas
  • Jantan berpunuk, betina tidak
  • Tanduk kecil dan pendek
  • Tubuh kecil, kaki pendek




 2. Sapi Angus
- tipe : Pedaging
- asal : Skotlandia
- ciri umum :
  • berwarna hitam
  • kualitas daging bagus
  • rambut halus





 3. Sapi Ayrshire
- tipe : Perah
- asal : Inggris
- ciri umum :
  • warna bulu belang merah dan belang coklat dengan putih 
  • tanduk panjang mengarah ke atas  
  • sifatnya agak tenang walau tidak setenang FH 
  • pertumbuhan cepat 






 4. Sapi Beefmaster
- tipe : Pedaging
- asal :-
- ciri umum :
  • persilangan sapi hereford, shorthorn dan brahman
  • kualitas karkas bagus
  • bewarna merah
  • fertilitas bagus






 5. Sapi Belgian Blue
- tipe : Pedaging
- asal : Belgia
- ciri umum :
  • memiliki otot yang sangat ekstrem
  • Double Muscle Cattle
  • lemaknya sedikit
  • otot yang ekstem disebabkan oleh kelebihan hormon myostatin






 6. Sapi Brahman
- tipe : Pedaging
- asal : India
- ciri umum :
  • warna kelabu/merah cenderung hitam
  • berpunuh, bergelambir, telinga menggantung
  • tahan panas dan parasit





 7. Sapi Limousin
- tipe : Pedaging
- asal : Perancis
- ciri umum :




 8. Sapi Fresian Holstein
- tipe : Perah
- asal : Belanda
- ciri umum :

  • bewarna belang hitam putih
  • dahi terdapat warna putih berbentuk segitiga
  • tanduk pendek mengarah ke depan
  • sifat tenang dan jinak
  • mudah adaptasi



 9. Sapi Hereford
- tipe : Pedaging
- asal : Inggris
- ciri umum :

  • ukuran frame sedang
  • rambutnya kriting dan lebat
  • kualitas daging sedang



 10. Sapi Jersey
- tipe : Perah
- asal : Inggris
- ciri umum :

  • warna bulu coklat muda dan atau kombinasi putih, kekuningan dan kemerahan
  • tanduk sedang mengarah agak keatas 
  • tahan panas 
  • pertumbuhan cepat




 11. Sapi Guernsey
- tipe : Perah
- asal : Inggris
- ciri umum :

  • warna bulu kuning tua dengan belang-belang putih 
  • tanduk sedang mengarah ke atas agak condong ke depan 
  • sifatnya agak tenang walau tidak setenang FH 
  • pertumbuhan cepat
  • bobot tubuh betina dapat mencapai ± 500 kg 




 12. Sapi Ongole
- tipe : Pedaging
- asal : India
- ciri umum :

  • bergelambir dan berpunuk
  • —kepala, leher, gumba, lutut berwarna gelap terutama jantan 
  • —bewarna keputih-putihan/abu-abu
  • tanduk pendek dan kuat




13. Sapi Bali
- tipe : Pedaging
- asal : Indonesia (P. Bali)
- ciri umum :

  • domestikasi dari banteng
  • pedet dan betina bewarna merah, jantan bewarna hitam
  • pantat dan lutut ke bawah bewarna putih
  • tidak berpunuk








Senin, 09 Mei 2011

UJI REDUKTASE


            Uji reduktase memberikan ganbaran mengenai kualitas higienis susu. Namun, uji ini tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan karena tidak semua bakteri mempunyai kemampuan mereduksi yang sama. Pada uji reduktase digunakan metylen blue sehingga campuran antara susu dengan methylen blue menyebabkan warna susu menjadi biru. Dengan inkubasi pada suhu 37oC maka berangsur-angsur warna biru akan berubah menjadi putih selama 1 jam. Pemeriksaan dilakukan setiap 15 menit.
            Hubungan antara kualitas susu dengan prakiraan jumlah bakteri dalam uji reduktase adalah sebagai berikut :
Kualitas
Waktu
Prakiraan jumlah bakteri
Baik
                   >8
< 500.000
Cukup baik
6-8
1.000.000-4.000.000
Kurang baik
2-6
4.000.000-20.000.000
Tidak baik
< 2
>20.000.000

           
     UJI  REDUKTASE
            Analisa Prosedur
                        Alat dan Bahan :
1.      Susu
2.      Air
3.      Tepung
4.      Methylen Blue  
5.      Pipet
                     6.      Penangas air
                     7.      Tabung reaksi
                     8.      Beker glass
                     9.      Stopwatch

                        Cara Kerja       :
1.                  Ambil susu A,B,C masing-masing sebanyak 10 ml dengan menggunakan    pipet volume.
2.                  Ditambahkan methylen blue sebanyak 0,25 ml atau 5 tetes dan kemudian   di homogenkan.
3.                  Dimasukkan ke penagas air dengan susu 37oC selama 1 jam.
4.                  Setiap 15 menit diamati perubahan warnannya.


           Pada uji reduktase digunakan metylen blue sehingga campuran antara susu dengan methylen blue menyebabkan warna susu menjadi biru. Dengan inkubasi pada suhu 37oC maka berangsur-angsur warna biru akan berubah menjadi putih selama 1 jam. Setiap 15 menit akan terjadi perubahan warna menjadi lebih cerah. Pada hasil pengamatan sampel B dan C tidak terjadi perubahan warna sama sekali, hal ini mungkin disebabkan oleh penambahan air pada sampel B dan penambahan tepung pada sampel C.  Pada sampel A, perubahan warna baru terjadi pada menit ke 45, ini mungkin dikarenakan kondisi susu itu sendiri yang sudah berubah karena sampel susu sudah beberapa jam di biarkan. 

Sabtu, 09 April 2011

LEGUMINOSA PAKAN TERNAK

 1. Calliandra calothyrsus 
Deskripsi
- Leguminosa pohon, perennial
- Daun majemuk
- Bunga berbentuk kupu-kupu
- Batang bercabang banyak dan berkayu


 2. Centrosema pubescens
Asal : Amerika Selatan
Deskripsi
- Legume perennial, batang menjalar
- Daun trifoliat
- Batang tidak berkayu meskipun telah berumur 18 bulan
- Tahan kering
- Perbanyakan dengan biji


 3. Clitoria ternatea
Asal : Asia bagian tropis
Deskripsi
- Legume perennial, dapat menjalar tinggi
- Sebagai pencegah erosi
- Daun dan polongan yang masih muda dimakan ternak
- Sistem perakaran dalam


 4. Gliricidia sepium
Asal : Amerika Tengah
Deskripsi
- Leguminosa pohon, perennial
- Batang berkayu dan cepat tumbuh
- Daun majemuk warna hijau
- Bunga warna ungu sampai ungu muda bercampur putih


 5. Leucaena leucocephala
Asal : Amarika Tengah
Deskripsi
- Berupa pohon tidak berduri dan selalu hijau
- Perakaran dalam, tinggi antara 2-10 meter
- Daun berkarang, bunga membentuk pola warna putih kekuningan
- Dikembangkan dengan biji


 6. Sesbania sesban
Deskripsi
- Pertumbuhannya cepat
- Perakarannya dangkal
- Tidak tahan kering
- Dapat tumbuh baik di daerah tropis yang lembab


 7. Sesbania grandiflora
Asal : Srilanka
Deskripsi
- Pertumbuhannya cepat
- Cabang sedikit, polong panjang
-Tumbuh subur di tanah sawah
- Dapat tumbuh baik di daerah tropis yang lembab dengan curah hujan 2000 mm/tahun


8. Stylosanthes guianensis
Asal : Amerika Tengah, Amerika Selatan
Deskripsi
- Leguminosa perennial, dengan tumbuh tegak atau semi tegak
- Tinggi dapat mencapai 1,5 meter
- Daunnya trifoliat dengan anak daun warna hijau berbantuk langset dengan ujunya meruncing
- Bunganya kecil berwarna kuning atau putih
- Buahnya berbantuk polong

Senin, 04 April 2011

ROTI SAPI (WAFER)

Roti Sapi (wafer)


I. Latar Belakang
Kendala utama dari pemanfaatan rumput dan atau limbah pertanian antara lain adalah pengangkutan, karena pada umumnya rumput atau limbah pertanian membutuhkan tempat yang luas untuk setiap satuan beratnya.
Dengan penerapan teknologi pengolahan pakan seperti pencacahan rumput dan atau limbah pertanian yang diolah menjadi Roti Sapi (Wafer) dapat meningkatkan kualitas dan palatabilitas serta mempermudah pengangkutan.
Roti Sapi (Wafer) merupakan salah satu teknologi pengolahan pakan yang efektif dan diharapkan dapat menjaga kontinuitas ketersediaan pakan, terutama pada musim kemarau.
II. Bahan-bahan
  1. Hijauan dan atau limbah pertanian           : 40 %
  2. Leguminosa                                                        : 10%
  3. Konsentrat                                                         : 40%
  4. Bahan perekat                                                  : 10%.
Keterangan :
Salah satu contoh konsentrat yang dapat dipakai terdiri dari :
  1. Dedak padi (bekatul)              : 27,50%
  2. Jagung giling halus                   : 52,50%
  3. Bungkil Kelapa                           : 18,75%
  4. Garam dapur                             : 1,25%
III. Peralatan yang diperlukan
  1. Pemotong rumput : sabit, chooper
  2. Alat Pengepres
  3. Alat pemanas
  4. Cetakan dengan ukuran (35x35x1,5) cm
IV. Cara Pembuatan Roti sapi (wafer)
  1. Rumput dan limbah pertanian dicacah, dengan ukuran 3-5 cm. Tujuannya untuk mempercepat proses pengeringan serta memudahkan dalam pencampuran dengan bahan perekat.
  2. Rumput dan limbah pertanian yang sudah dicacah dan leguminosa dikeringkan dibawah sinar matahari (+ 24 jam).
  3. Leguminosa yang sudah kering kemudian digiling.
  4. Rumput dan atau limbah pewrtanian yang sudah kering dicampur dengan bahan perekat sampai rata, kemudian ditambahkan leguminosa yang telah digiling dan konsentrat dan diaduk sampai homogeny.
  5. Campuran yang sudah homogen dimasukkan kedalam cetakan (mall) yang telah dipanaskan untuk dipadatkan.
  6. Kemudian dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan selama + 24 jam pada suhu kamar.
V. Kualitas roti sapi (Wafer) tergantung dari bentuk fisik, tekstur, warna, aroma dan kerapatan :
  1. Bentuk fisik
    Roti sapi (Wafer) yang terbentuk padat dan kompak sangat menguntungkan, karena mempermudah dalaam penyimpanan dan penanganan
  2. Tekstur
    Tekstur menentukan mudah tidaknya menjadi lunak dan mempertahankan bentuk fisik serta kerenyahan
  3. Warna
    Hasil reaksi karbohidrat, khususnya gula pereduksi dengan gugus amino primer menyebabkan roti sapi berwarna coklat.
  4. Aroma
    Hasil reaksi maillard mengeluarkan baud an aroma khas karamel
  5. Kerapatan
    Semakin tinggi kerapatan nya rotui sapi akan semakin baik, karena pertambahan airnya semakin rendah.

Kamis, 24 Maret 2011





Brachiaria adalah salah satu rumput unggul introduksi yang telah beradaptasi dan dikenal oleh peternak di Indonesia. brachiaria ada 2 macam yaitu Braciaria decumbens dan Brachiaria mutica.Rumput ini bisa tumbuh di hampir sebagian besar Indonesia, karena sesuai dengan iklim di Indonesia yang tropis dan toleran terhadap berbagai jenis tanah, termasuk tanah asam. Tumbuhnya semi tegak membentuk hamparan dengan ketinggian sekitar 45 cm. Budidayanya bisa menggunakan biji atau pols, dan bisa dipanen pada umur 3-5 bulan setelah biji disebar. Brachiaria mengandung nilai nutrisi yang baik, dicirikan dengan nilai palatabilitas dan protein yang tinggi. Selain sebagai pakan ternak, rumput ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tanaman penutup di perkebunan atau untuk reklamasi dan konservasi pada lahan marjinal.Rumput Brachiaria adalah salah satu rumput gembala yang memiliki produksi lebih baik jika banding'smpuran dengan leguminosa. Brachiaria yang ditanam dengan C. pilosa memiliki produksi 13,8 ton/ha, lebih baik jika dibandingkan dengan yang ditanam secara monokultur yaitu 12,3 ton/ha.